Dunia Sistem Informasi. Diberdayakan oleh Blogger.

RSS

Berubah Atau Mati


Bekerjalah untuk duniamu, sekakan-akan engkau akan hidup selamanya
dan bekerjalah untuk hari akhiratmu, seakan-akan engkau akan mati besok (Al-Hadits)

Sahabat SETIA,
zaman terus berubah, perubahan yang syarat kompetisi dan menuntut komptensi. Mari kita perhatikan bagaimana perubahan teknologi telekomunikasi misalnya. Dulu, orang begitu bangga dengan pager, lalu saat diperkenalkan handphone dengan teknologi smsnya, semua berduyun-duyun beralih teknologi. sekarang bahkan teknologi sms dan mms sudah mulai hilang dikalahkan dengan teknologi yang lebih canggih lagi. Mungkin dulu orang tak pernah berpikir bisa chatting, browsing, bahkan mendengarkan multimedia di sebuah smartphone.Hari ini semua kebutuhan itu terjawab hanya dengan membeli sebuah smartphone berukuran segenggam tangan.
Hampir setiap menit, inovasi-invoasi dalam teknologi, pendidikan, pelatihan, dan bahkan semua bidang kehidupan berkembang dan berubah sesuai fitrahnya. Jika dapat diibaratkan, perubahan layaknya air sungai yang mengalir deras tanpa henti, menghempaskan kerikil dan pepasir yang tak mampu bertahan, bahkan memecahkan bebatuan yang dikira tidak akan pecah.
PERUBAHAN ibarat 2 mata pedang, di satu sisi, memberikan senyum manis kebahagiaan bagi orang yang sadar dan siap mengikutinya, namun di sisi lain, perubahan juga menyisakan isak tangis kepedihan dan kekecewaan pada siapapun yang tak mau berubah dan bertahan dalam cara-cara lamanya. Disini, kita sebagai generasi muda bangsa mesti waspada dan bersiap-siap dengan perubahan yang terjadi. sidaknya, ada beberapa hal yang mesti kita persiapkan untuk menyongsong perubahan dalam hidup.Diantaranya:
1. Sikap terbuka pada perubahan
Banyak orang yang merasa cukup dengan cara-cara lama yang sudah tidak menghasilkan, padahal perubahan adalah keniscayaan. Seorang sahabat pernah bersemangat menceritakan ide bisnis yang ingin ia lakukan, namun masih banyak pertimbangan untuk memulainya. Ia berpikir ide bisnis ini belum ada yang melakukannya dan sangat prospektif, namun amat disayangkan, 5 hari setelah ia mengatakannya, ada yang telah melakukan ide bisnis tersebut. Dan ia hanya mampu menggigit jari.
Mungkin juga Sahabat pernah membaca buku tentang suatu tema, misalnya "dahsyatnya otak", belum lama menamatkan buku tersebut, sudah ada penemuan yang lebih mencengangkan. (yang baca aja pusing, gimana yang jarang baca? ke laut aje deh...). So, mulailah bersikap terbuka dengan masukan, saran dan kritikan orang lain, boleh jadi itu tanda cinta mereka pada kita. Berusahalah untuk terus memperbaiki cara-cara lama yang sudah tidak menghasilkan, ganti dengan cara-cara baru yang lebih produktif.
2. Belajar dan berlatih tiada henti
Setelah Jepang di Bom atom, semua rakyat dan pemerintah berkomitmen untuk memajukan pendidikan, dan mempunyai target 10 tahun sekali yang menjadi semangat baru bagi seluruh rakyatnya, 10 tahun pertama Jepang ingin menjadi negara industri yang sukses. Jepang membuktikannya, Toyota, Mitsubishi, Honda, dan banyak sekali industri yang menggurita sukses bercokol hingga kini. 10 tahun selanjutnya, Jepang ingin menjadi negara yang sukses di bidang teknologi dan komunikasi, sampai sekarang, Jepang pun telah membuktikannya. Lalu bagaimana dengan negara kita?
Ya, salah satu semangat mereka adalah Kaizen, sederhananya perbaikan diri tiada henti. Bagaimana pelayanan mereka yang mengutamakan service excellent, bagaimana minat baca orang Jepang yang setiap hari melahap minimal 7 surat kabar per orang. Buku pelajaran yang banyak dibuatkan versi komiknya, sehingga membuat minat baca anak bertambah, serta inovasi-inovasi lainnya. Saya bukan sedang membandingkan negeri kita dengan negeri matahari terbit itu. Tapi mari kita mengambil hikmah dari perubahan yang terjadi di sekitar kita.
3. Semangat mengembangkan kompetensi
Ada seorang teman yang menceritakan bagaimana direkturnya yang luar biasa. Sang direktur tak punya keahlian yang lebih memukau dibandingkan kecakapan berbahasanya, dari mulai bahasa Inggris, Jerman, Jepang, dan bahasa lainnya ia kuasai. Hanya dari kemampuan berbahasa saja, ia sudah melanglang buana ke seluruh penjuru dunia untuk menimba ilmu dan studi banding mewakili perusahaan tempat ia bekerja. Amazing!!
Ada orang yang fokus pada kompetensinya memainkan angklung. Maka negarai Singapura, Amerika, Belanda dan negara-negara lainnya telah ia sambangi dengan kompetensi intinya lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bersemangat untuk terus mengenali, menggali serta mengupgrade kompetensi yang kita miliki. Bahkan dewasa ini, kemampuan Bahasa Inggris saja sudah mulai tak cukup, bahasa mandarin pun harus mulai dikuasai mengingat Cina terlihat lebih siap menyongsong era globalisasi. (Weleh-weleh, Bahasa Inggris aja belepotan. hehe..)
Mari simak, ayat nan indah dari Allah, yang Maha Mengerti kebutuhan kita,
"Yaa Ayyuhalladziina aamanuuttaqullaha wal tandzur ma qoddamat ligodh"
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan persiapkanlah hari esokmu"


Sumber:STC

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar