1. Silahkan login ke blogger dengan mengisikan alamat email dan password anda.
2. kemudian Klik Rancangan.
3.
4.
5. Selesai..
4. silahkan login ke blogger anda
5. klik rancangnan
6.klik menuu edit Html
Blogger merupakan aplikasi web yang gratis,dengan blogger kita bisa memiliki website tanpa mengeluarkan biaya dan juga bisa menghasilkan uang jika di kelola dengan baik.
Oke langsung saja kita mulai tutorial cara daftar blogger di blogspot,com.
1.
2.
Seberapa sering kita merasa gagal ?
Ujian... Merasa payah
Usaha... terasa gagal terus
kuliah.... gak semangat
Akhirnya kita berpikir bahwa memang kita gak ahli di bidang itu, atau kita memang ga bakat jadi sukses.
Eitt.... tunggu dulu kawan !!
Coba ita sedikit menelisik perjalanan orang-orang yang telah sukses mendahului kita, mereka semua hampir tidak pernah ada yang langsung sukses begitu saja tanpa proses. Tul Ga ?
Sebut saja Elang Gumilang, yang dengan umur masih 24 tahun sudah mempunyai omset milyaran dengan binsis rumah sederhana untuk membantu 70 juta penduduk Indonesia yang tidak mempunyai tempat tinggal sendiri. Apakah ia langsung begitu saja menikmati hasilnya ? Tidak Saudaraku, Bertahun-tahun silam ia membangun jiwa kemandiriannya. Gagal sudah menjadi makanan favoritnya.
Atau sebutkan pengusaha sukses kelas dunia, baca riwayat hidupnya. Niscaya kita akan temukan kegigihan mereka untuk terus berjuang mewujudkan mimpi dan niat mulia mereka. Ada air mata yang diteteskan, ada peluh keringat yang mengkristal dalam usaha, ada doa yang menembus arasy.
Ya...
Kalau sekarang, baru juga mencoba beberapa bulan usaha, terus merasa gagal dan tak mau mencoba lagi. Itu artinya kita belum belajar kepada Kolonel Sanders yang ribuan kali menjajakan resep ayam gorengnya dan ga ada yang menerimanya. Atau mungkin belum baca biografi Habibburrahman El-Shirazy yang sebelum terkenal dengan Ayat-Ayat Cinta dan karya fenomenal lainnya hanyalah penulis biasa yang tulisannya ditolak oleh beberapa penerbit , karena dianggap tidak bermutu.
So, masih mau putus asa ?
masih nggak berani memulai karena takut gagal ?
"Ingat, tugas kita bukan untuk berhasil tapi untuk mencoba. karena dalam mencoba ada kesempatan untuk berhasil."
Banyak orang yang gagal sebelum mencoba, Maka ia sudah kalah sebelum bertanding
"Innallaha la yi ghyyiru ma biqoumin hatta yughoyyiru maa bianfusihim"
"Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum mereka mengubah nasib mereka sendiri"
Artinya ? Kita harus mengubah cara-cara lama kita yang sudah tidak menghasilkan dan mulai berinovasi untuk melakukan hal yang lebih produktif.
"Tak perlu kecewa dan menyesal apa yang sudah terjadi, kondisi yang dialami, atau tarikan yang membuat kita keluar dari jalur pencapaian mimpi-mimpi kita. Jadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga."
"Belajarlah tiada henti, merasa cukup dengan ilmu berarti kita telah membodohi diri sendiri."
Gali potensi, kembangkan diri, raih prestasi dengan ridho Ilahi...
SMANGAT !!!!!
(Stia Kholid Furqon)
Seorang nenek renta, berusia lanjut. Umurnya 70 tahun lebih. Namun ada sesuatu yang menarik dan membuat air mataku tak terbendung saat sebuah program teve menceritakan kehidupan sehari-hari sang nenek yang tegar itu.
Hidup sebatang kara walau tubuh telah membungkuk dan jalan mesti dipapah,
tidak menghalangi sang nenek untuk berdikari sampai hari ini, sedikitpu tidak mau bergantung pada belas kasihan orang disekitarnya.
bermodalkan loyang, dan beberapa peralatan membuat kue sederhana lainnya, setiap hari sang nenek membuat kue-kue basah yang kemudian dibawa untuk dijual di tempat yang berjarak cukup jauh dari tempat tingal sewaanya yang hanya berukuran 3X2 meter itu.
Saat ditanya mengapa sang enenk dengan usia yang lanjut masih tetap berjualan, sang nenek hanya tersenyum sambil berkata,"Dari dulu, saya memang sudah terbiasa jualan, jadi kalau diam aja di rumah malahan sakit". Sang nenek yang telah berusia senja itupun masih rajin menghadiri majlis ta'lim, sholat wajib tepat waktu, dan mendengarkan ceramah lewat radio. Asal tahu saja, radio butut milik sang nenek adalah satu-satunya barang berharga yang ada di rumah yang tak layak ditempati itu.
Di sela-sela kesibukannya, ia pun tak lupa untuk mengunjungi anak dan cucunya yang tinggal beberapa puluh kilometer dari rumahnya. Dengan uang seadanya yang ia kumpulkan berbulan-bulan hasil kerja kerasnya berjualan kue, sang nenek masih menyempatkan diri untuk membelikan baju dan mainan untuk cucu kesayangannya.
.......................................................
AllahuaAkbar!!
sampai disini air mata saya tak dapat berhenti mengalir
Ada banyak rasa yang terasa
sedih, haru, iba, bahkan bangga bercampur menjadi satu
Ada banyak hikmah yang dapat dipetik dari kisah nyata diatas.
Pertama, jangan pernah menyia-nyiakan orang tua yang masih ada. Seaorang akhwat yatim piatu, peserta training for trainer di IAIN Imam Bonjol kemarin menasehati kami semua yang masih mempunyai ayah dan ibu untuk benar-benar memuliakan dan membantunya sekuat tenaga. Ia merasakan bagaimana sedihnya ditinggal oleh kedua orang tuanya beberapa tahun yang lalu wafat. Uang mungkin tercukupi dari kakak-kakaknya, namun curahan kasih sayang orang tua minus didapatkan.
Sahabat, berapa banyak hari ini kita saksikan, anak yang semakin dewasa semakin membantah dan membangkang pada kedua orang tuanya, bahkan saat ia berkeluarga, orang tua malah diterlantarkan. Saya berani jamin, orang yang membiarkan orang tuanya dalam keadaaan tak berdaya bahkan terhina sementara ia hidup bersenang-senang dengan keluarga barunya tidak akan sukses di dunia maupun di akhirat. Walaupun harta terlihat banyak pasti tidak akan membuat dirinya puas, walalu istrinya cantik malah akan membuat dirinya semakin bermaksiat dan jauh dari pertolongan Allah.
Bukankah sudah banyak bukt yang kita dapatkan. ada kisah Malin kundang, kisah sahabat Rasulullah, sampai beberapa kisah nyata yang kita dapatkan di sekitar kita. Bagaimana seorang anak yang kaya raya, harus jatuh miskin dan terhina, karena menzalimi kedua orang tuanya. Ingatlah dengan sebuah hadist yang terlantun indah ini, "Ridhollahi faridho waliwaliadaini, fasyukhtullahi wasyhukhtu waliwaldiani", "Ridho Allah ada pada ridho kedua orang tua, dan kemurkaan Allah ada pada kemurkaan aorang tua".
Kedua,kita sebagai pemuda, seharusnya sangat malu mendengar kisah nyata perjuangan sang nenek yang tidak pernah mau meminta-minta kepada siapapun. Ia rela untuk menjual makanan yang untungnya tak seberapa demi menghidupi kesepuluh anaknya seorang diri.
Kita, sebagai remaja atau pemuda yang dikaruniai akal yang masih sehat, fisik yang masih kuat, dan energi yang masih segar seharusnya mengoptimalkan potensi yang ada, berdikari sejak dini, bahkan dapat bermanfaat bagi sebanyak-banyaknya umat.
Ingatkah sahabat dengan hadist yang sering kita dengar dari ustadz-ustadz,khoirunnas aanfa'uhum linnas. Sebaik-baik manusia, adalah yang paling banyak manfaatnya bagi sebanyak-banyaknya manusia.
Disini,
mari kita merenung sejenak.
sudah berapa banyak curahan cinta dan kidung do'a yang tercurah untuk ayah bunda tercinta
sudah berapa banyak prestasi yang terukir yang juga mengukir senyum bahagia ayah bunda ?
Dan lebih seriusnya,
sudahkah kita mulai mandiri, seperti sang nenek tadi
pantang mengeluh, pantang menjadi beban
Karena Allah TIDAK MAIN-MAIN menciptakan kita
Selamat berjuang saudaraku,
dekaplah ayah bunda
dalam do'a dan ikhtiarmu yang optimal
from:STC
puluhan tahun ku tak jumpa lagi dengannya
namun wajahnya yang bercahaya dengan bekas sujud di jidatnya tak pernah hilang
dari saat ku masih SD dulu.
ia sahabat lama ayahku
Tidak ada yang istimewa dari dirinya selain perlajanan hidupnya yang sarat kegigihan dan perjuangan
Dibesarkan dan dididik dari keluarga yang sangat sederhana namun taat bergama,
Wowo, begitu beliau kerap disapa, tumbuh sebagai pribadi yang enerjik dan semangat berubah yang tinggi
Betapa tidak? di Tahun 1990-an, saat tidak ada pemuda di kampungnya yang melanjutkan kuliah,
ia nekad untuk kuliah dengan uang masuk pemberian paman dan hasil usahanya
Ya, dari sejak SMA ia bertekad untuk menjadi seorang pebisnis, tak mau dijatah tapi ingin menjatah
Iseng-iseng ikut UMPTN (Sekarang SNMPTN), akhirnya ia lulus di Jurusan Sejarah UNPAD
yang lucunya, saat semua mahasiswa ditanya satu persatu tentang alasan dan apa cita-citanya masuk jurusan tersebut
Wowo menjawab dengan jawaban yang paling beda dari mahasiswa lainnya
saat mahasiswa lain ingin bekerja di tempat bergengsi dengan gaji tinggi
dengan polosnya ia bercita-cita menggaji orang alias pebisnis dan membuka lapangan pekerja yang banyak
awalnya sang dosen mengerutkan wajah, akhirnya dosen pun memberikan pujian atas cita-citanya yang tidak biasa itu
Untuk tempat tinggal ia memutuskan untuk menjadi takmir (memakmurkan) masjid kampus, yang saat itu masih terbuat dari triplek sederhana
Semester satu selesai, berlanjut ke semester selanjutnya
ia pun bingung untuk membayar uang semesteran
dengan kepolosannya juga, ia langsung menghadap rektor UNPAD kala itu untuk membantunya membayar uang semesteran.
Sekali lagi, dengan kepolosan dan niat mulianya untuk belajar, akhirnya sang rektor pun memberikan surat kepada kepala biro untuk memberikan beasiswa kepada Wowo muda. Dengan syarat, ia harus sungguh-sungguh merawat masjid yang Sang rektor dirikan itu.
Dengan kesyukuran dan senyum optimis, akhirnya iapun lebih serius memakmurkan masjid dan mulai membuka warung kecil-kecilan di dekat masjid yang menjual snack dan minuman dengan konsep "kantin kejujuran". Artinya tanpa ditunggu karena ia harus kuliah, setiap orang boleh membeli dengan membayar dan kembalian sendiri, tentunya dengan daftar harga yang sudah dicantumkan. Usahanya cukup berhasil terbukti hampir setiap 2 hari sekali ia harus belanja ke pasar.
Sedikit demi sedikit jiwa usahanya tumbuh dan berkembang. Walaupun ia orang desa, namun ia semangat membaca dan ikut banyak pelatihan untuk meningkatkan keterampilannya.
Bahkan rektorpun mempercayakan pembangunan atau perbaikan masjid padanya.
Ada kejadian menarik yang ia alami. Ia punya seorang teman yang sama-sama tidur di masjid sambil memakmurkan, padahal sahabat itu anak orang kaya, ayahnya dokter, namun ia lebih memilih untuk tidur beralaskan tikar. Ayahnya membelikan kasur empuk, namun tak pernah dipakai, alasannya sederhana, takut susah bangun untuk tahajud. Wowo pun tersenyum saat ditawari kasur itu. "Henteu ah, malah nyareri awak, biasa di kampung teu make kasur" (Tidak ah, malah sakit badan, biasa di kampung ga pakai kasur).
Setelah lulus kuliah, jiwa entrepeneurnya semakin menggelora
walaupun bingung, karena kurangnya relasi dan bingung dengan bisinis yang akan ditekuni
Akhirnya dengan do'a orang tua dan keyakinannya akan janji Allah
6 bulan setelah lulus, dengan pekerjaan yang belum jelas
iapun menikahi seorang wanita solehah yang kelak menjadi istri yang mendukung perjuangannya
Hingga suatu saat, ada program pemberdayaan masyarakat yang diberikan pemerintah
untuk melatih para pepmuda yang lolos seleksi untuk diberikan pemlatihan tentang kewirausahaan dan diberikan bantuan modal
2 minggu pelatihan baginya bagaikan 2 tahun kuliah S2 ekonomi,
ia belajar membuat proposal, BEP, Studi kelayakan usaha, hingga ilmu praktis lainnya yang membuka matanya untuk semangat barwirausaha
Di akhir pelatihan, para peserta diminta selama 2 bulan untuk mencari usaha apa yang prospektif, dan mengajukan proposal untuk mulai dikerjakan. Ia pun tidak hanya mengikuti pelatihan ini, ada satu pelatihan yang sama namun lebih menekankan pada usaha bunga yang ia ikuti.
Dengan kesungguhan dan bebagai ilmu yang ia dapati, akhirnya tercetuslah ide yang sangat brilian, "Cacing"
Ya, budidaya cacing, sebuah peluang usaha yang mungkin baru pertama kali ada di Indonesia saat itu
dengan keyakinan dan kesungguhannya, akhirnya Allah mengubah nasib anak kampung itu
Degan presentasi yang memukau di sekitar 1000 orang, setelah selesai, banyak orang yang meminta nomor kontak untuk konsultasi usaha cacing. Bahkan beberap media cetak dan elektronik pun melirik idenya
Setiap hari sampai malam, telepon pun terus berdering
belum lagi setiap hari puluhan orang mengatri untuk konsultasi cacing
betapa tidak, budidaya cacing menjanjikan keuntugan yang sangat menggiurkan
dengan harga pokok Rp.10.000-Rp.15.000/kg, bisa dijual sampai Rp.100.000/kg
Dari mulai doktor, TNI, dan profesi lainnya pun mulai tertarik melirik bisnis ini
Akhirnya iapun membukukan konsep budidaya cacing
Mencengangkan, hanya dalam waktu 2 minggu, 1000 eksemplar habis di pasaran
Iapun mulai membuat sebuah pelatihan budidaya dan bisnis cacing
Ayahnya pun mendadak berubah profesi, dari biasanya pegang cangkul, jadi pegang pulpen dan menjadi asisten dadakan merangkap trainer cacing
Training pertama kali yang ia adakan, dengan investasi per orang cukup besar kala itu, Rp.100.000
ada 40 orang lebih yang ikut.. ia pun kaget, hanya dalam waktu sehari dapat mengumpulkan Rp. 4.000.000
Dari mulai saat itu, ia sering diundang memberi pelatihan cacing sampai ke luar kota
Jaringan pun mulai meluas..peluang pun semakin nampak
Bahkan ia pun kini tidak kikuk lagi duduk satu kursi bersama preseiden direktur dengan omset milyaran rupiah
baginya, karena sama-sama preseiden direktur tidak ada yang berbeda
Dengan keuletan, do'a dan dukungan dari keluarga dan istri tercinta
Dari cacing, ia dapat membuat pabrik yang memperkerjakan lebih dari 40 orang
bukan itu saja, lebih dari 4 kali ia berkunjung dan membuka jaringan ke negeri tetangga, Malaysia
Bahkan, 2 tahun silam ia pun berhaji dengan istri dan ibu tercinta
Tidak jarang ia ditipu, seperti mengirimkan 200 ton pupuk dan cacing,
ternyata uangnya lenyap hingga ratusan juta rupiah
bahkan mendekam dipenjara pun pernah ia nikmati akibat kecerobohannya yang terlalu percaya dengan orang
namun dengan senyum optimis ia berkata, "Orang dikatakan pebisnis jika gagal 10 kali, dan bangkit 11 kali"
Kini, dengan ketekunan, kemauan uintuk terus belajar dan menguatkan ibadah,
ia sudah memiliki rumah yang nyaman, 4 mobil dan membuka lapangan pekerjaan bagi banyak orang
Impian dulu yang ditertawakan mahasiswa lainnya, kini ia buktikan
seorang anak kampung namun bisa mengangkat martabat kampungnya
kini, namanya menjadi buah tutur yang baik dan memotivasi anak-anak di kampunya
untuk melanjutkan kuliah dan sukses seperti Wowo muda dulu..
Subhanallah,
semoga kisah nyata ini bisa memotivasi kita
semuanya butuh proses, maka nikmati proses itu
jika istiqomah, suatu saat nanti persiapan kita akan menemukan momentum kesuksesan
yakinlah, Allah bersama kita!
(Setia Furqon Kholid)